Label Pangan: Konsumsi Berlebihan Mempunyai Efek Laksatif

Kemarin, saya pergi jalan-jalan ke satu supermarket  yang masih tergolong baru di kota tempat saya tinggal. Lalu, saya menemukan satu wajah ...

Minggu, 12 Juni 2022

Tips dan Trik Membuat Cendol Semakin Lezat

Cendol merupakan makanan khas Indonesia berbentuk lonjong lancip di kedua ujungnya, bertekstur kenyal, dan berwarna hijau. Menariknya, dalam bahasa sunda, orang yang meminum cendol disebut juga nyendol. Cendol sering dikaitkan dengan kata Jhendol, yaitu jeli yang membengkak berbentuk menyerupai cacing besar dan telah dikenal di berbagai Negara. Makanan tersebut digemari oleh kalangan anak-anak hingga dewasa  berbahan dasar tepung beras/tepung kacang hijau, Proses pembuatan cendol relatif mudah dengan cara mencampur tepung tapioka, tepung beras dan air kemudian direbus selama 10 menit. Ketika perebusan berlangsung, ekstrak pewarna alami ditambahkan selanjutnya diaduk. Terakhir, dicetak menggunakan cetakan cendol dan cetakkan tersebut dimasukkan ke dalam air es. (Hasanah, 2022).

Cendol
Sumber: Marikitamasak.com



Berdasarkan fatsecret, 100 gram cendol memiliki 23,49 gram karbohidrat, 1,87 gram protein serta 6,37 gram lemak hal tersebut membuktikan bahwa cendol bergizi. Dalam membeli dan mengonsumsi cendol, Masyarakat sering mempertimbangkan beberapa  faktor, yaitu warna, aroma, serta tekstur. Cendol merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam minuman es cendol atau dawet. Dalam memperoleh cendol yang disukai oleh konsumen, pangan tersebut dapat ditambahkan dengan bahan aditif, yaitu pengental, pewarna, dan penambah aroma. Secara umum, bahan pengental, pewarna serta penambah aroma yang digunakan yaitu tepung tapioka, daun suji dan daun pandan. Berikut adalah tips-tips untuk membuat cendol menjadi lebih disukai oleh konsumen: 

1. Warna cendol

Warna merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menarik perhatian konsumen. Dalam mewarnai cendol dapat digunakan pewarna alami atau buatan. Pewarna alami yang dapat digunakan, yaitu daun suji, kulit buah naga, bunga telang. Dalam menggunakan pewarna alami, Hasanah (2022) mengekstrak kulit buah naga dengan cara dicuci, dipotong, dimasukkan ke dalam blender, ditambahkan air serta disaring. Warna cendol dapat mempengaruhi daya tarik konsumen. Bagaimanapun, konsumen memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Apabila menginginkan warna cendol yang pekat, jumlah pewarna alami dan buatan yang ditambahkan perlu lebih tinggi. Hal ini diakibatkan oleh pigmen warna yang terkandung di dalam masing-masing pewarna alami lebih banyak.  Dalam daun suji terkandung pigmen warna klorofil, sedangkan dalam kulit buah naga terkandung pigmen antosianin dan betasianin. 

2. Tekstur cendol

Kekenyalan tekstur cendol dipengaruhi oleh jumlah dan jenis tepung yang digunakan. Secara umum, tepung yang digunakan adalah tepung beras, kombinasi tepung beras dan tepung kacang hijau serta tepung tapioka. Tepung tapioka sering digunakan untuk membuat tekstur cendol menjadi lebih kenyal dan diduga dapat mencapai mouthfeel yang diinginkan. Berdasarkan penelitian Rahman (2015) terbukti bahwa cendol yang mengandung 75% tepung beras akan menghasilkan produk yang mudah patah sedangkan cendol yang mengandung 75%  tepung tapioka menghasilkan tekstur sangat kenyal sehingga tidak disukai oleh panelis. Hal ini dikarenakan tepung tapioka mengandung kadar amilopektin yang tinggi, yaitu 83% (Ambarningrum, 2021). Kandungan amilopektin menyebabkan penyerapan air ke dalam molekul pati lebih banyak sehingga ukuran pati membesar. Sehingga, tekstur cendol yang terbentuk semakin padat dan lebih resisten terhadap kerusakan mekanis. Oleh karena itu, dalam membentuk tekstur cendol perlu mencari perbandingan atau jumlah tepung yang berbeda.


3. Aroma cendol

Aroma cendol diduga dapat menguggah selera orang yang suka nyendol. Secara umum, aroma cendol dapat menjadi lebih wangi dengan ditambahkan daun pandan. Sebagian besar pewarna alami tidak memiliki kemampuan untuk memberikan aroma misalnya seperti bunga telang. Hal ini didukung oleh Fizriani (2021) yang berpendapat bahwa ekstrak bunga telang tidak beraroma. Oleh karena itu penggunaan daun pandan sangat penting. Selain itu, daun pandan juga dapat menutupi aroma yang tidak diinginkan, yaitu aroma langu berasal dari bahan-bahan lainnya.  Terlebih lagi, aroma daun pandan diketahui memiliki efek relaksasi. Bagaimanapun, aroma yang terdeteksi dipengaruhi oleh jumlah daun pandan/ bahan pewangi yang ditambahkan. Berdasarkan penelitian Wulandari dkk. (2019) terbukti bahwa semakin banyak konsentrasi ubi ungu yang ditambahkan akan membuat aroma khas ubi ungu dapat terasa.  

Selamat mencoba. Semoga bermanfaat. 


Daftar Pustaka

Anonim. (2022). https://eprints.umm.ac.id/48356/3/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 12 Juni 2022

Ambarningrum, D. (2021). Pengaruh Rasio Tapioka dan Tepung Beras serta Suhu Pengeringan Bunga Telang terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Tingkat Kesukaan Cendol. Naskah Publikasi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian.

Azzahra, D. A. N. S., Achmad, S. H., & Nurlena, N. (2021). Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Subsitusi Daun Suji Pada Cendol The Utilization Of Moringa Leaves As Subsitusion Of Suji Leaves In Cendol. eProceedings of Applied Science7(6).

Fatsecret. (2022). https://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/cendol?portionid=10411732&portionamount=100,000

Fizriani, A., Quddus, A. A., & Hariadi, H. (2021). Pengaruh Penambahan Ekstrak Bunga Telang terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik pada Produk Minuman Cendol. Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian4(2), 136-145.

Harmayani, E., Murdiati, A., & Griyaningsih, G. (2011). Karakterisasi pati ganyong (Canna edulis) dan pemanfaatannya sebagai bahan pembuatan cookies dan cendol. AgriTECH31(4).

Hasanah, A., Nurrahman, N., & Suyatno, A. (2022). Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga terhadap Derajat Warna, Kadar Antosianin, Aktivitas Antioksidan dan Sifat Sensoris Cendol. Jurnal Pangan dan Gizi12(1), 25-31.

Octaviana, F. S. (2022). KAJIAN PEMBUATAN CENDOL DENGAN PENAMBAHAN FILTRAT DAUN KELOR (Moringa oleifera, L) DAN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius, Roxb) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN ALAMI (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Mustikasari, A. I. (2019). Jenis-jenis cendol dan segelitintir filosofinya. https://etnis.id/jenis-jenis-cendol-dan-segelintir-filosofinya/#:~:text=Bentuk%20dawet%20yang%20bulat%20pun,atau%20pecahan%20genting%2C%20bukan%20uang.

Rahman, M., & Mardesci, H. (2015). Pengaruh Perbandingan Tepung Beras dan tepung Tapioka Terhadap Penerimaan Konsumen Pada Cendol. Jurnal Teknologi Pertanian4(1), 18-28.

Silalahi, M. (2018). Pandanus amaryllifolius Roxb (Pemanfaatan dan potensinya sebagai pengawet makanan). Jurnal Pro Life5(3), 626-636.

Warasi, Y.M. (2021). Mengenal Cendol, Serta Sejarahnya dan Variasinya. https://cairofood.id/mengenal-cendol-sejarah-variasi/

Widiyani, A. (2018). Cinta Kuliner Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Wulandari, P. A., Sugitha, I. M., & Arihantana, N. M. I. H. (2019). PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG BERAS DENGAN PASTA UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L. Poir) TERHADAP KARAKTERISTIK CENDOL. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA)8(3), 248-256.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar