Label Pangan: Konsumsi Berlebihan Mempunyai Efek Laksatif

Kemarin, saya pergi jalan-jalan ke satu supermarket  yang masih tergolong baru di kota tempat saya tinggal. Lalu, saya menemukan satu wajah ...

Tampilkan postingan dengan label nutrisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nutrisi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 Juli 2023

Manfaat Konsumsi Daging Kambing

Manfaat Konsumsi Daging Kambing
#edisikulinerindonesia

Kemarin, selama idul Adha, pasti banyak yang makan kuliner berbasis kambing nih. Mulai dari sate kambing, rendang, gulai hingga krengseng. Di luar negeri, daging kambing dapat dibuat menjadi beberapa produk pangan, yaitu dry cured meat, dry fermented sausage, serta  bahan pendukung untuk membuat patty. Bagaimana rasa daging kambing? Luar biasa enak ya.. 

Daging kambing merupakan daging yang memiliki aroma dan komposisi kimia yang unik. Bila dari tampilan luarnya, tidak terlalu berbeda jauh warnanya dengan daging sapi, yaitu berwarna kemerahan karena mengandung mioglobin. Namun, berdasarkan kandungan gizinya, daging kambing memiliki kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi.  Sesungguhnya, kualitas daging kambing ditentukan oleh faktor genetika kambing, usia, serta jenis kelamin kambing.


Yuk, mari kita lihat kandungan gizi dan fungsionalitas dari daging kambing. 


A. Kandungan gizi

Bersamaan dengan keluarga daging lainnya, yaitu daging ayam, daging sapi. Di dalam daging kambing terkandung kandungan protein, lemak jenuh, kolesterol, lemak, dan kalori. Berikut fakta-fakta yang ada:

>>  Daging kambing memiliki protein yang sebanyak 23 gram per tiga oz dari daging yang sudah dimasak. 

>> Kandungan kolesterol daging kambing lebih rendah, yaitu 63,8 mg dibandingkan dengan daging sapi yaitu 73,1 mg 

>> Kandungan lemak jenuh daging kambing lebih rendah, yaitu 0,79 gram dengan daging sapi, yaitu tiga gram. 


Hal ini tentunya akan menguntungkan, karena bila kandungan lemak jenuh sedikit, resiko terkena penyakit kardiovaskuler akan semakin lebih kecil (Ivanović dkk., 2016) Selain itu, di dalam daging kambing mengandung asam amino esensial, yaitu lisin, teoronin, dan triptofan. Stajic & Pisinov (2021) menambahkan bahwa daging kambing merupakan sumber untuk mendapatkan mineral-mineral, seperti zat besi dan kalium. Selain itu, daging tersebut mengandung kandungan vitamin B-complex. 


Mari kita kupas satu per satu manfaat dari kandungan gizi tersebut:

Asam amino esensial

Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Oleh karena itu, asam amino ini perlu didapatkan dari sumber pangan lainnya. Asam amino esensial yang terkandung di dalam daging kambing, yaitu:

1) Lisin

Lisin berperan penting untuk sintesis protein, hormon, serta enzim. Selain itu lisin berperan penting dalam pembentukan kolagen, produksi energi serta mengontrol sistem imunitas. 

2) Teoronin

Teoronin merupakan komponen penting untuk jaringan kolagen, dan elastin. Selain itu, asam amino tesebut bermanfaat untuk membantu memetabolisme lemak serta meningkatkan fungsi imun. 

3) Triptofan

Triptofan merupakan asam amino yang unik, karena Ia dapat mengatur nafsu makan, mood serta membantu kita untuk tidur menjadi lebih nyenyak. Selain itu, ia merupakan perkusor dari serotonin, yaitu hormon pengatur fisiologis yang dimulai dari pengatur suhu tubuh, tidur, dan nafsu makan. 


Zat besi

Zat besi digunakan untuk membentuk hemoglobin dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit Anemia. Berdasarkan jurnal kesehatan Andalas, zat besi merupakan zat gizi mikro yang sangat diperlukan oleh tubuh. Diduga daging kambing dapat memberikan Zat besi bertipe heme yang lebih mudah diabsorbsi di dalam tubuh. 


Kalium

Kalium ialah mineral yang diperlukan oleh tubuh, berfungsi sebagai pengendali tekanan darah, dan membersihkan karbodioksida di dalam darah (Fitriani dkk., 2012). Selain itu, kebutuhan kalium perlu dipenuhi secara cukup. Bila kekurangan kalium akan menyebabkan hipokalemia, mengakibatkan frekuensi denyut jantung yang melambat. Sebaliknya, bila kalium berlebiih / disebut juga dengan kondisi hiperkalemia, yang akan membuat aritmia jantung. Berdasarkan Pokneangge & Mewo (2016) kadar kalium dalam serum darah normal yaitu berkisar antara 3.5-5.0 mmol/L.    


Vitamin B Complex

Vitamin B-complex merupakan vitamin yang larut dalam air, terdiri dari B1, B2, B3, B5, B6, B12, kolin, Inositol, dan Biotin (Shellac, 2015). Kegunaan vitamin tersebut yaitu memproduksi energi dari sel-sel yang di dalam tubuh. Sehingga, bila kita mengonsumsi daging kambing ada kemungkinan daging kambing ini membantu memberikan kita energi yang lebih dalam metabolisme di tubuh.  


Kesimpulan 

Kesimpulan dari tulisan ini, yaitu daging kambing merupakan daging yang tidak kalah baik kandungannya dengan daging-daging lainnya, memiliki beberapa kandungan fungsional seperti asam amino esensial, zat besi, kalium, dan vitamin B Complex. Namun, ada baiknya untuk tetap mengontrol daging kambing yang dikonsumsi agar tidak berlebih. Bila daging kambing dikonsumsi berlebih, berpotensi dapat meningkatkan tekanan darah serta berat badan (Afid & Nurmasitoh, 2016). Oleh karenanya, tetap pikirkan apa yang kita makan ya.


Seperti kata pepatah:

"You are what you eat" - Anthelme Brillat-Savarin


Michael Adrian Iskandar, S.TP., M.T.P.
Nutrition and Culinary Technology
Food Enthusiast 


Daftar Pustaka

Afid, M. D., & Nurmasitoh, T. (2016). Efek konsumsi daging kambing terhadap tekanan darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat10(185-90).

CNN Indonesia. (2023). https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190810092756-262-420057/5-makanan-favorit-idul-adha-berbahan-daging-kambing-dan-sapi

Fitriani, N. L. C., Walanda, D. K., & Rahman, N. (2012). PENENTUAN KADAR KALIUM (K) DAN KALSIUM (Ca) DALAM LABU SIAM (Sechium Edule) SERTA PENGARUH TEMPAT TUMBUHNYA (Determination of Potassium (K) and Calcium (Ca) Content in Chayote (Sechium Edule) and The Effects With its Growth Soil). Jurnal Akademika Kimia1(4).

Frieslandcampina. (2023). The functions of amino acid essential. https://www.frieslandcampinainstitute.com/uploads/sites/3/2023/01/FC-Institute-Infographic-The-functions-of-essential-amino-acids.pdf

Lestari, I. P., Lipoeto, N. I., & Almurdi, A. (2018). Hubungan konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada murid SMP Negeri 27 Padang. Jurnal Kesehatan Andalas6(3), 507-511.

Ivanović, S., Pavlović, I., & Pisinov, B. (2016). The quality of goat meat and it's impact on human health. Biotechnology in Animal Husbandry32(2), 111-122. 

Karami, M., & Bagheri, M. (2019). Color characteristics of goat meat under dietary regime. Біологія тварин, (21,№ 1), 21-26.

MÜCK-ŠELER, D. O. R. O. T. E. A., & Pivac, N. (2011). Serotonin. Periodicum biologorum113(1), 29-41.

Pokneangge, R. J., Tiho, M., & Mewo, Y. M. (2016). Perbandingan Kadar Kalium Darah Sebelum Dan Sesudah Aktivitas Fisik Intensitas Berat. eBiomedik3(3).

Schellack, G., Harirari, P., & Schellack, N. (2016). B-complex vitamin deficiency and supplementation. SA Pharmaceutical Journal83(4), 14-19.

Stajic, S., & Pisinov, B. (2021, October). Goat meat products. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 854, No. 1, p. 012092). IOP Publishing.

Selasa, 04 Agustus 2020

Seputar Pempek dan Inovasinya terhadap kandungan nutrisi

Pempek merupakan makanan yang diolah dari tepung terigu dan ikan yang dikonsumsi bersama cuka, serta berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Kota Palembang memiliki kekayaan lokal, yaitu sungai musi dan memiliki banyak ikan. Oleh karena itu, masyarakat berinisatif untuk mengolah ikan yang terdapat di sungai tersebut menjadi pempek. Secara umum, ikan yang digunakan dalam pembuatan pempek termasuk ikan air tawar, yaitu belida, gabus dan tenggiri.  Dahulu, pempek berasal dari kata kelesan. Kelesan atau pempek memiliki arti ditekan-tekan, sehingga di dalam proses pembuatan adonan pempek dengan cara ditekan-tekan, lalu dilanjutkan dengan proses pembentukan adonan dan pengolahan, yaitu perebusan, pemanggangan dan penggorengan (Efrianto dkk., 2014). Selain itu, penemuan kata pempek berasal dari kata "apek", yaitu seorang lelaki keturunan Tionghoa yang memperjualbelikan kuliner tersebut secara keliling (Suryaningrum & Muljanah, 2009). 


Pempek
Sumber: Lifestyle okezone


Pempek memiliki bermacam-macam variasi, yaitu kapal selem, lenjer, telok, pistel, tahu, lenggang, kerupuk, kulit, bakar, dll sedangkan variasi cuka yang banyak ditemui, yaitu dengan topping ebi, timun dan lobak (Efrianto dkk., 2014).  Pempek cocok disantap menjadi appetizer dan snack.  Baru-baru ini, telah dilakukan inovasi terhadap pempek, yaitu formulasi tepung serta penggunaan jenis ikan. Aminulah dkk. (2020) menginovasikan pempek lenjer dengan mensubstitusikan tepung tapioka dengan tepung talas bogor serta menggunakan ikan lele dumbo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi tepung talas bogor dan tepung tapioka terbaik adalah 85 gram : 15 gram, secara berturut-turut serta dengan menggunakan 100 gram ikan lele dumbo. Pempek yang dihasilkan memiliki kadar protein yaitu 7,06% dan serat pangan, yaitu 2,16%. Selain itu, tekstur yang dihasilkan kurang lengket dan memiliki tingkat kekerasan yang kurang keras. 

Berdasarkan jurnal ilmu-ilmu perikanan dan budidaya perairan tahun 2018, pempek ikan gabus mengalami penambahan  buah naga, yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi pempek. Berdasarkan penelitian tersebut, terbukti bahwa penambahan buah naga merah sebesar 10% menghasilkan kandungan gizi pempek terbaik, yaitu kadar mineral 2,24%, protein 9,84%, lemak 0,91% dan karbohidrat 25,33%.  Rofiq & Ernawati (2017) menggunakan variasi 40 gram tepung tapioka  : 60 gram ikan belut,  menghasilkan kandungan protein tertinggi dibandingkan variasi lainnya, yaitu 5,55-6,49% serta kandungan lemak tertinggi, yaitu 0,09-0,17%. Kandungan protein dan lemak pempek tersebut terbukti dipengaruhi oleh lama waktu pemasakkan pempek. Semakin tinggi waktu pemasakkan, maka semakin rendah kandungan protein dan lemak pada pempek. Hal ini dikarenakan penggunaan panas dapat membuat struktur protein terdenaturasi sehingga cairan yang ada di dalam daging tereduksi dan digantikan dengan emulsi lemak.  Selain itu, adanya pemanasan dapat mencairkan lemak yang ada dalam pempek ikan belut.


Daftar Pustaka
        Aminullah; Daniel; Rohmayanti, T. (2020). Profil Tekstur dan Hedonik Pempek Lenjer Berbahan Lokal Tepung Talas Bogor (Colocasia esculenta L. Schott) dan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) . Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Vol 25 No 1. Hal 7-18. https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTHP/article/view/3427/pdf
        Efrianto; Zubir Z.; Maryetti. (2014). Inventarisasi Perlindungan Karya Budaya Pempek Palembang. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudyaan Padang.  CV Graphic Delapan Belas. http://repositori.kemdikbud.go.id/12951/
        Rofiq, M. & Ernawati. (2017). Proporsi Penambahan Tepung Tapioka dan Lama Perebusan terhadap Kualitas Pempek Ikan Belut. Jurnal Teknologi Pangan Vol. 8 No. 1. Hal 9-16. https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan/article/view/530/425
        Suryaningrum & Mujanah, I. (2009). Prospek Pengembangan Usaha Pengolahan Pempek Palembang. Squalen. Hal 31-40. https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/squalen-bulletin/index.php/squalen/article/download/145/111
        Tisnaatmajaya, D; Widyasih, T.; Jaya, F.M. (2018). Pengaruh Penambahan Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) terhadap Mutu Kimia Pempek Ikan Gabus (Channa striata). Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budaya Perairan Vol 13. No 1. Hal 21-26.  https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/ikan/article/download/2059/1872