Pohon Ginkgo Biloba
Sumber: NCSU (North Carolina State University) Plant Data Base.
Ginkgo Biloba merupakan tanaman yang asli berasal dari China, Jepang serta Korea dan sekarang, sudah bisa ditemukan pada Amerika Utara dan New Zealand. Sesungguhnya, tanaman ini diklasifikasikan sebagai tanaman biji tertua dan tumbuh serta berkembang pesat dalam era dinosaurus hidup, oleh karena itu sering disebut dengan living fossil (Belwal et al., 2019) selain itu, pohon ginkgo biloba disebut juga maiden hair, karena berbentuk seperti maidenhair fern native.
Sejak tahun 1509, daun ginkgo biloba diolah menjadi teh (Chan et al., 2007) kemudian pada tahun 2000 diaplikasikan menjadi obat-obatan herbal di China dan hngga sekarang, secara komersial ginkgo biloba masih diperjualkan dalam bentuk suplemen kesehatan maupun teh ginkgo biloba. Daun ginkgo biloba berbentuk mirip kipas yang terbelah menjadi dua (Lee et al, 2014) serta berwarna hijau.
Ekstrak daun ginkgo biloba terbukti dapat menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, karena daun tersebut mengandung kandungan fungsional, yaitu terpenoid berupa bilobalida dan ginkolida, flavonoid berupa quercetin dan kaempferol serta asam organik berupa ginkgolic acid (Belwal et al., 2019) selain itu Chan et al. (2007) menambahkan bahwa konsentrat ginkgo biloba memiliki aktivitas antitumor karena mengandung flavonoid, anti stress, serta memperlancar peredaran darah, karena dapat menurunkan viskositas darah serta mengurangi agregasi sel darah merah.
Selain daunnya, biji ginkgo biloba bermanfaat sebagai bahan pelengkap dalam bidang kuliner, yaitu kuliner Jepang berupa Chawanmushi dan kuliner tradisional China yang disajikan dalam upacara pernikahan (USDA, 2020). Di Indonesia, biji ginkgo biloba dapat dijadikan bahan pelengkap sup dan dessert (Cookpad, 2020) namun USDA (2020) menyarankan bahwa konsumsi biji ginkgo biloba pada anak-anak sebaiknya dibatasi.
Biji ginkgo biloba memiliki panjang sekitar 2-3 cm, berbentuk menyerupai kacang badam dan memiliki lapisan luar yang berwarna kuning kecokelatan dan berbau menyengat, yaitu sarcotesta, namun perlu diketahui bahwa sarcotesta dapat menyebabkan reaksi alergi, yaitu gatal, edema dan eritema (Chan et al., 2007; USDA, 2020) karena kandungan bilobol, yaitu salah satu senyawa turunan ginkgolic acid (Chan et al., 2007) . Kandungan tersebut dapat pula ditemukan dalam daging buah ginkgo biloba serta daun ginkgo biloba (Lee et al., 2014). Biji ginkgo biloba diketahui memiliki aktivitas antioksidan (Huang et al., 2010 & Zhou et al., 2012) yang dapat menghambat perkembangan sel abnormal.
Dalam mengonsumsi produk komsersial ginkgo biloba, yaitu ekstrak daun ginkgo biloba dan teh ginkgo biloba, tidak perlu khawatir akan kandungan bilobol atau lainnya yang menyebabkan gatal dan reaksi alergi, karena sebelum dikomersialkan, produk-produk suplemen tersebut sudah dipastikan dalam batas aman, selain itu dianjurkan untuk membeli produk bersertifikasi, tidak lupa untuk membaca dan melaksanakan aturan konsumsi yang tertera pada label masing-masing suplemen. Apabila, masih ragu-ragu dan tidak yakin dalam mengonsumsi suplemen, karena memiliki alergi terhadap beberapa senyawa tertentu dalam komposisi yang tertera di label suplemen, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu sebelum dikonsumsi
Online shopping menjadi tren baru-baru ini, cukup melakukan "geser", "pilih", "ok", tidak lupa klik "bayar" di atas layar. Metode tersebut dapat mengakses sekaligus membeli semua kebutuhan belanja yang diperlukan. Produk mulai dari suplemen dan multivitamin serta produk pangan, yaitu snack, minuman dan lainnya semakin mudah dicari dan dibeli yang dapat disesuaikan dengan jumlah anggaran belanja yang tersedia, namun tetaplah memilih produk-produk suplemen, makanan yang sudah bersertifikasi aman salah satunya dari badan pengawasan obat dan makanan (BPOM).
BPOM telah menyediakan aplikasi "cek BPOM", bertujuan untuk mengetahui informasi tentang produk-produk makanan, suplemen ataupun obat-obatan yang bersertifikasi dan Masyarakat dapat mengunduh aplikasi tersebut di Play Store secara gratis dalam platform Android. Pastikan selalu membeli obat-obatan, makanan ataupun suplemen yang sudah bersertifikasi ya..
DAFTAR PUSTAKA
Belwal et al. (2019). Ginkgo Billoba. Elsevier.
Chan et al. (2007). Ginkgo Biloba Leave Extract: Biological, Medicinal and Toxicological Effects. Journal of Environmental Science and Health.
Cookpad. (2020). https://cookpad.com/id/cari/gingko. Diakses tanggal 9 Juli 2020.
Huang et al., (2010). Purification and characterization of an antioxidant protein from Ginkgo biloba seeds. Food Research International.
Lee et al. (2014). Influenceof Enzymatic Agents on the Ginkgo Fruit Ratio using Nano-Processing Technology. International Journal of Forestry and Horticulture(IJFH)
USDA. (2020). Ginkgo Biloba Plant Guide. https://plants.usda.gov/plantguide/pdf/pg_ginkg.pdf
Zhou et al. (2012). Purification and Characterization of a Novel ~18 kDa Antioxidant Protein from Ginkgo biloba Seeds. Molecules.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar