Pufferfish merupakan ikan yang berukuran kecil hingga sedang
yaitu sekitar 300 mm dan memiliki tubuh yang dapat menggembung akibat menyerap
air, memiliki duri-duri yang berukuran kecil dan pendek, serta memiliki bentuk
tubuh cenderung membulat (FAO, 1988). Berdasarkan penelitian Ginting et al. (2015), Di kepulauan Riau, ada terdapat banyak jenis pufferfish, yaitu Tetraodon nigroviridis,
Tetraodon fluviatilis, Sphoeroides lunaris, Sphoeroides oblongatus, Chonerhinos
amabilis, Chonerhinos sillus dan
Chelonodon patoca. Menurut Ginting et al. (2015), ikan buntal memiliki banyak warna dan bentuk
sehingga cocok dijadikan sebagai ikan hias, akan tetapi tidak sedikit yang
mengonsumsinya.
Sumber gambar: BBC news.
Sumber gambar: tribunnews.
Sumber gambar: BBC news.
Sumber gambar: tribunnews.
Ikan buntal memiliki rasa yang enak, namun apabila tidak diolah dengan benar, maka dapat berakibat fatal. Berdasarkan Yong et al. (2013) ikan buntal mengandung tetrodotoxin yang dapat menyebabkan kematian, apabila diolah secara sembarangan. Proses pengolahan ini berbeda dengan ikan lainnya dan sebaiknya, dilakukan oleh koki yang sudah bersertifikat (Ginting et al., 2015). Yong et al. (2013) menyatakan bahwa di Jepang terdapat 50 kasus kematian dan di Taiwan pada tahun 1998-2008 sekitar 100 kasus akibat konsumsi ikan buntal dan 10% diantaranya merupakan kasus kematian.Wibowo et al. (2016) menambahkan bahwa di Indonesia, keracunan ikan buntal sudah pernah terjadi di Cirebon, Tapanuli Tengah, Bengkulu dan Maluku pada tahun 2008 dan 2010. Anonim (2018) menambahkan bahwa sebanyak 25 mg tetrodotoxin cukup untuk membunuh 75 kg manusia dan dapat dikategorikan 1200 lebih beracun dibandingkan dengan sianida namun, racun ini dapat dimanfaatkan sebagai obat pereda nyeri pada penderita yang terkena kanker kronis.
Tetrodotoxin (C11H17N3O8)
merupakan racun yang tergolong neurotoxin
yang sedikit larut dalam air (CDC, 2020, Katikou, 2019). Racun tersebut terdapat pada bagian kulit, hati,
usus, ovarium, dan testis (Wibowo et al., 2016). Wu et al. (2005) menambahkan bahwa letak jumlah tetrodotoxin
tertinggi ke terendah yaitu terdapat pada ovarium, liver, usus dan empedu.Tetrodotoxin
akan memblokir jalur pompa natrium, sehingga macam-macam otot, yaitu otot
jantung, otot rangka dan sistem syaraf menjadi kaku dan terganggu sehingga
membuat penderita mengalami kesulitan bernafas. Gejala klinis yang ditimbulkan
akibat tetrodotoxin adalah sakit
kepala, mati rasa, sulit bernafas dan bergerak (Yong et al., 2013).
Faktor yang mempengaruhi banyak /tidaknya racun
dalam ikan fugu adalah jenis / famili, lingkungan dan tempat tinggal, jenis
kelamin, makanan, sedang bertelur/tidak. Ikan fugu dapat mengandung tetrodotoxin
karena adanya mikroorganisme yang
bersimbiosis dengan ikan fugu tersebut dan menetap di bagian kulit, hati, usus,
ovarium, testis. Mikroorganisme tersebut dapat memproduksi tetrodotoxin,
sebagai metabolit sekunder (Hodghson, 2012). Wu et al. (2005) menambahkan bahwa mikroorganisme tersebut yaitu
dari strain Bacillus spp., Actinomycetes
spp. dan Vibrio spp. Sesungguhnya,
toksin pada ikan fugu dapat dikurangi dengan cara mengatur pola makan ikan fugu
dengan makanan bebas tetradotoxin dan memasang filter khusus (Lago et al., 2015; Wibowo et al., 2016).
Disarankan dalam mengolah ikan fugu ini harus dengan chef yang telah lulus sertifikasi. Dengan begitu, Anda dapat tenang dan nyaman dalam menyantap makanan ini!
Daftar Pustaka
FAO. (1988) Puffers Diagnostic Characteristic, pp. 1988–1998.
Ginting, Rudy Sangapta, Roza
Elvyra, and Yusfiati. (2015) INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI
TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI
RIAU, Jurnal online mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Riau, 2(1), pp. 220–229.
Katikou, Panagiota. (2019) Public
Health Risks Associated with Tetrodotoxin and Its Analogues in European Waters :
Recent Advances after The EFSA Scientific Opinion, Toxins, pp. 1–25.
doi: 10.3390/toxins11050240.
Lago, Jorge, Laura P. Rodriguez,
Lucia Blanco, Juan Manuel Vieites, and Ana G. Cabado. (2015) Tetrodotoxin, an
Extremely Potent Marine Neurotoxin: Distribution, Toxicity, Origin and
Therapeutical Uses, Marine Drugs, 13(10), pp. 6384–6406. doi:
10.3390/md13106384.
Wibowo, RLMS Ari, Titik Anggraini,
Ambar Pertiwiningrum, and Suharjono Triatmojo. (2016) Eco Leather Penyamakan
Ikan BuntalYogyakarta: ATK Press.
Wu, Zhenlong, Ying Yang, Liping
Xie, Guoliang Xia, Jiangchun Hu, Shujin Wang, and Rongqing Zhang. (2005)
Toxicity and Distribution of Tetrodotoxin-Producing Bacteria in Puffer Fish
Fugu Rubripes Collected from the Bohai Sea of China, Toxicon, 46(4), pp.
471–476. doi: 10.1016/j.toxicon.2005.06.002.
Yong, Y. S., L. S. Quek, E. K. Lim,
and A. Ngo. (2013) Case Report A Case Report of Puffer Fish Poisoning in
Singapore, Hindawi Publishing Corporation, 2013, pp. 18–21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar