A. Latar Belakang
Berdasarkan KBBI (2023), Satai ialah daging kecil-kecil yang diberi bumbu dan kecap yang ditusuk dengan menggunakan tusuk satai. Sesungguhnya terdapat banyak jenis satai yang ada di Indonesia, yaitu satai lilit, satai kerang, satai taichan, satai maranggi, satai tegal, satai madura, satai klatak, satai padang, satai buntel, satai ponorogo, dan satai lalat. Namun, terdapat dua macam satai yang akhir-akhir ini membuat saya pernasaran dan kian menjamur di food court dan rumah makan, yaitu satai taichan dan maranggi. Satai disajikan dengan menggunakan saus, yaitu saus kacang dan kecap serta olahan beras lainnya, yaitu nasi, lontong dan ketupat (Lasmanawati, 2010). Satai sering dijumpai di pesta pernikahan, ulang tahun atau perayaan tertentu.
.
.
B. Tujuan
Tujuan dari tulisan ini, yaitu menjelaskan tentang perbedaan satai taichan dan satai maranggi dari asal muasal, cita rasa, bahan, proses pengolahan, serta penyajian.
.
.
C. Pembahasan
Satai Taichan, disebut juga satai taichan Jepang pedas. Satai ini terkenal di Senayan, Jakarta di tahun 2016. Satai ini dibuat pertama kali oleh seorang bernama Amir. Sesungguhnya, satai Taichan merupakan satai madura termodifikasi. Modifikasi tersebut berasal dari salah seorang permintaan penduduk Jepang yang tidak terlalu menyukai saus kacang berlebih. Satai tersebut berbahan dasar daging ayam yang diiris tipis, dan tidak diolah bersama dengan kulitnya. Pengolahan satai tersebut terbilang sederhana, yaitu dengan cara di panggang di atas wajan dan disajikan bersama saus sambal yang terbuat dari cabai merah, garam, dan air ekstrak jeruk nipis. Oleh karenanya, satai tersebut dikenal memiliki sensasi pedas, asam, dan menyegarkan. Selain itu, beberapa pedagang satai tersebut sering merendam daging ayam yang telah ditusuk ke dalam air kaldu terlebih dahulu sebelum dipanggang (Wonderfood, 2017a) diduga agar menambah rasa gurih pada daging ayam.
.
.
Satai Maranggi berasal dari kabupaten Purwakarta. Nama Maranggi tersebut bersumber dari salah satu nama pedagang yaitu Mak Anggi (Setiawan, 2017). Satai Maranggi sudah populer di kabupaten Purwakarta sejak tahun 1960 di sekitar Plered dan Hutan Jati Cibungur (Setiawan, 2017). Berbeda dengan satai taichan, satai tersebut berbahan dasar daging sapi, domba, kerbau, atau kambing dan tidak menggunakan jeroan. Pengolahan satai maranggi dengan cara dibakar di atas arang dan dengan menggunakan bantuan kipas. Sebelum di panggang dan ditusuk, daging dimarinasi dengan daun pepaya selama tiga jam agar bertekstur empuk, karena di dalamnya mengandung enzim papain. Berdasarkan Falahudin (2023), enzim papain cocok digunakan pada bahan makanan yang mengandung protein, karena Ia dapat memutus ikatan peptida, yaitu ikatan yang dijumpai antar serabut otot sehingga daging menajdi lebih lunak. Setelah itu, daging di rendam dengan gula merah, bumbu-bumbu dan garam selanjutnya ditusuk dengan tusukkan satai dan dibakar. Satai ini disajikan dengan kuah kacang atau kuah kecap. Oleh karena itu, satai tersebut terasa pekat dan beraroma wangi saat di konsumsi (Wonderfood, 2017b).
.
.
D. Kesimpulan
Kesimpulan dari tulisan ini, yaitu satai taichan dan satai maranggi memiliki perbedaan. Perbedaan terdapat pada bahan dasar satai, satai taichan menggunakan daging ayam namun satai maranggi menggunakan daging sapi/kerbau/domba/kambing. Sebelum diolah, satai maranggi direndam bersamaan dengan daun pepaya dan gula merah akan tetapi pengolahan satai taichan direndam bersama dengan kaldu. Satai taichan disajikan dengan menggunakan saus sambal, meskipun demikian penyajian satai maranggi dilengkapi dengan kuah kacang atau kuah kecap.
.
.
Sudah pernah mencoba?
.
.
.
Daftar Pustaka
Andaresta L. (2016). Mengenal Asal-usul Sate Taichan, Ternyata Tercipta Secara Kebetulan. https://hypeabis.id/read/14460/mengenal-asal-usul-sate-taichan-ternyata-tercipta-secara-kebetulan. Diakses tanggal 22 Juni 2023. Pukul 19:33
Angelin, S. (2019). 10 Macam Sate di Indonesia Bercitarasa Lokal Mengunggah Selera. https://www,gotravelly.com/blog/sate-di-indonesia/. Diakses tanggal 22 Juni 2023. Pukul 19:33
Falahudin, A. (2013). Kajian kekenyalan dan kandungan protein bakso menggunakan campuran daging sapi dengan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Agrivet: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner), 1(2).
Hermawan, D. (2021). Iris Miring! Resep Sate Maranggi Empuk TANPA Pengempuk [Idul Adha]. Diakses tanggal 22 Juni 2023. Pukul 18:21
Hurdawaty, R., & Dewinda, S. A. (2017). Pengembangan Kuliner Sate Taichan Goreng Sebagai Atraksi Wisata di Kota Bekasi. Jurnal Sains Terapan Pariwisata, 2(3), 300-310.
KBBI. (2023). Satai. https://kbbi.web.id/satai. Diakses tanggal 22 Juni 2023. Pukul 17:33
Lasmanawati, E. (2010). Sate Nusantara. http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/195610201984032-ELLY_LASMANAWATI_W/sate.pdf
Setiawan, I. (2017). Sate Maranggi: Kuliner Khas Kabupaten Purwakarta. Patanjala, 9(2), 291919.
Wonderfood. (2017a). Selain Sate Taichan, Ada Sate-sate yang Gak Kalah Unik di Indonesia. https://www.youtube.com/watch?v=VSKnn7Pl3Bw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar