Label Pangan: Konsumsi Berlebihan Mempunyai Efek Laksatif

Kemarin, saya pergi jalan-jalan ke satu supermarket  yang masih tergolong baru di kota tempat saya tinggal. Lalu, saya menemukan satu wajah ...

Jumat, 27 Mei 2022

Trik Jitu Agar Anak Mengonsumsi Sayur

Berdasarkan Riskesdas (2018) terbukti bahwa presentase kurangnya konsumsi sayur dan buah adalah 96,9% pada anak-anak usia 5-9 tahun serta sebesar 96,8% untuk berusia 10-14 tahun. Faktanya. anak-anak tersebut paling menyukai konsumsi minuman manis, makanan manis serta makanan dengan penyedap rasa (Infodatin, 2020). Produk pangan tersebut sangat banyak ditemukan di pasaran, yaitu supermarket, restoran atau kantin sekolah (American Health Association, 2022). Sesungguhnya sayur-sayuran dan buah-buahan bermanfaat dan diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Selain itu, konsumsi buah dan sayur yang sesuai diperlukan oleh anak-anak. Riskesdas (2018) menyarankan konsumsi buah dan sayur dikatakan cukup apabila dikonsumsi minimal lima porsi selama tujuh hari dalam seminggu. 



Anak sulit mengonsumsi sayur dan buah.
Sumber theasianparent

Menariknya, Komunitas Gizi Bythedale (2022) mengelompokkan buah dan sayur berdasarkan warnanya, yaitu biru /ungu, hijau, putih, oranye, dan merah. Sayuran berwarna biru/ungu yaitu terung, anggur mengandung kandungan  antosianin dan fenolik yang dapat meningkatkan fungsi memori. Sayuran berwarna hijau yaitu bayam, kangkung mengandung lutein dan indoles yang dapat memelihara kesehatan mata, fungsi otak serta mendukung pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat. Sayuran berwarna putih yaitu kubis mengandung allian dan selenium yang dapat mempertahankan kesehatan jantung. Sayuran berwarna oranye yaitu wortel yang dapat memelihara kesehatan mata, fungsi memori. Terakhir, sayuran berwarna merah yaitu tomat, apel yang dapat memelihara kesehatan saluran kemih serta kesehatan jantung. American Health Association (2022) menganjurkan anak-anak untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang beraneka warna karena gizi yang didapatkan lebih banyak. 

Artikel ini bertujuan untuk memberikan tips dalam meningkatkan konsumsi sayur dan buah pada anak-anak. Berdasarkan penelitian Nurmahmudah (2015) terbukti bahwa anak-anak tidak menyukai sayuran karena berasa pahit, sedangkan buah-buahan berasa hambar dan asam. Selain itu, keseediaan buah dan sayur di rumah menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam konsumsi buah dan sayur. Dalam konsumsi makanan, anak-anak akan mempertimbangkan aroma, rasa, tekstur yang menarik. Anak-anak secara alamiah resistan terhadap sesuatu hal yang baru. Oleh karena itu, pemberian sayur-sayuran dan buah-buahan perlu dilakukan secara sering, bertahap dan dalam bentuk yang beraneka ragam (CSPInet, 2022).Berikut adalah tips untuk membantu meningkatkan konsumsi sayur dan buah bagi anak-anak:


1. Dukung Anak dalam Mengonsumsi Sayuran dan Buah-Buahan
Dukungan orang tua terhadap anak merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Penelitian Hidayati (2017) membuktikan bahwa orang tua yang membawakan bekal sayur dan buah di sekolah kepada anak-anak secara rutin serta menyempatkan waktu makan bersama-sama dengan keluarga dapat meningkatkan konsumsi sayur dan buah anak-anak (Gross, 2010). Selain itu,  berbelanja dengan anak-anak, berdiskusi dan membelikan sayuran dan buah-buahan favorit untuk anak dapat meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan. Bentuk dukungan yang lain yang dapat dilakukan yaitu mengijinkan anak untuk memilih diantara dua jenis buah-buahan atau sayuran dan bukan buah-buahan dengan sereal (CSPInet, 2022). Bercerita tentang sayuran dan buah-buahan dapat membantu anak-anak semakin menyukai sayur dan buah. 


2. Buat Bekal yang Kreatif
Peran ibu sebagai juru masak di rumah diduga dapat mempengaruhi konsumsi sayuran dan buah-buahan. Seorang ibu, perlu mempelajari bagaimana cara mengolah makanan  serta mampu menyediakan aneka buah-buahan dan sayuran untuk anak-anak. Sandwich dengan kombinasi bahan pangan yang terbuat dari timun, daging dan bahan pangan lainnya diduga dapat membuat anak semakin menyukai sayuran dan buah-buahan. Dalam bekal anak-anak, ibu dapat menambahkan buah-buahan dan sayuran ke dalam menu main course, side dishes dan sup yang menjadi favoritnya. Selain itu, buah-buahan dapat ditambahkan ke dalam smoothies atau low-fat yoghurt.  Apabila diizinkan, anak-anak juga dapat ikut bergabung dalam proses pembuatan bekal bersama-sama dengan ibu, yaitu ketika menata atau menghias bekal, menyiapkan meja, mencuci bahan pangan. Hal ini dapat menumbuhkan minat dalam mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. 


Interaksi antara orang tua dan anak
Sumber: freepik

3. Lingkungan 
Lingkungan anak bersama dengan teman-temannya mempengaruhi kebiasaan konsumsi buah makan dan sayur. Ketika lingkungan tersebut menaati norma lingkungan bahwa perlu nya kebiasaan konsumsi sayur dan buah, maka anak tersebut akan terpengaruhi dan dapat meningkatkan konsumsi buah dan sayur (Sharp & Robinson, 2016). Selain itu, lingkungan keluarga yang sering mengonsumsi sayur dan buah dapat membuat anak menjadi lebih sering dan menyukai sayuran dan buah-buahan (CSPInet, 2022). Keluarga, yaitu Ayah, Ibu dan anak-anak dapat membuat tantangan konsumsi buah dan sayur dan  duduk di meja makan  bersama-sama dalam mengonsumsi sayur dan buah dengan jumlah buah dan sayur yang dikonsumsi yang telah disepakati bersama-sama (American Health Association, 2022). Tantangan di lingkungan keluarga tersebut melibatkan jenis buah dan sayur yang dikonsumsi, serta jumlah buah dan sayur misalnya minimal empat jenis buah dan sayuran. Anak-anak juga diminta untuk menuliskan jenis buah dan sayur  yang telah dikonsumsi.  Ketika berhasil anak dapat diberikan rewards dari orang tuanya. 


Keluarga yang menjadi role model bagi anak-anak
Sumber: Cision news


Mari kita tingkatkan konsumsi buah dan sayur untuk anak-anak bersama-sama.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat!



Daftar Pustaka

American Health Association. (2022). Fruit & Veg Toolkit for Kids. https://www.heart.org/-/media/data-import/downloadables/9/8/9/fc-fruit-and-veggie-toolkit-for-kids-ucm_480006.pdf

CSPInet. (2022). https://www.cspinet.org/sites/default/files/attachment/School-Meals-Tip-Sheet-Get-Kids-to-Eat-Fruits-and-Veggies.pdf

Anonim (2022). Helping Kids to Eat Fruits and Vegetable.  https://www.blythedale.org/sites/default/files/content/inline/fruits_veggies_parent_handout.pdf. Diakses tanggal 22 Mei 2022. 

Gross SM, Pollock ED, Braun B. (2010). Family Influence: Key to Fruit and Vegetable Consumption among Fourth- and Fifth-Grade Students. J Nutr Educ Behav. 42(4):235–41. 

Hidayati, D., Suyatno, S., Aruben, R., & Pradigdo, S. F. (2017). Faktor Risiko Kurang Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Anak Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus-Kontrol Pada Siswasdn Sendangmulyo 03 Semarang Tahun 2017). Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip)5(4), 638-647.

Infodatin. (2020). Hari Bawa Bekal. https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-bekal.pdf. Diakses pada tanggal 22 Mei 2022. Pukul 15:37.

Liputan6. (2021). https://www.liputan6.com/health/read/4516739/gawat-95-persen-orang-indonesia-kurang-makan-sayur-dan-buah. Diakses tanggal 22 Mei 2022. Pukul 15:54.

Nepper, M. J., & Chai, W. (2017). Parental views of promoting fruit and vegetable intake among overweight preschoolers and school-aged children. Global qualitative nursing research, 4, 2333393617692085.

Nurmahmudah, D. K., Aruben, R., & Suyatno, S. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Makan Buah dan Sayur pada Anak PRA Sekolah Paud Tk Sapta Prasetya Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip)3(1), 244-255.

Sharps, M., & Robinson, E. (2016). Encouraging children to eat more fruit and vegetables: Health vs. descriptive social norm-based messages. Appetite100, 18-25.

SNAP. (2022). Fruit & Vegetables. http://www.foodandfun.org/resources/pdf/tips/fruitveg.pdf

CTAR. (2022). https://www.ctahr.hawaii.edu/new/fvmm/forms/KidsTipSheet.pdf. Diakses tanggal 27 Mei 2022. Pukul 7:39.

Sabtu, 14 Mei 2022

Tingkat Kematangan Steak, Lezat yang Mana?

Tingkat Kematangan Steak Sapi, Lezat yang Mana?  
Oleh: Michael Adrian Iskandar
(Kulinolog, Alumnus Program Studi Teknologi Pangan)

Steak merupakan makanan yang terbuat dari daging yang dipanggang dan dibumbui. Tahukah Anda, steak memiliki tingkat kematangan yang berbeda-beda? Ternyata, tingkat kematangan atau disebut juga Degree of doneness merupakan salah satu contoh yang dapat mempengaruhi preferensi seseorang dalam mengonsumsi steak, dimulai dari tekstur daging, yaitu kekenyalan dan keempukan yang disentuh oleh jari, warna di dalam daging, suhu di dalam daging yang diukur dengan menggunakan dial termometer, serta lama waktu pemasakkan. Agar mengetahui warna di dalam daging, daging perlu dibelah terlebih dahulu, kemudian diamati dan baru digolongkan. Prill (2019) menambahkan bahwa  menentukan warna adalah cara yang paling diminati dalam mengetahui tingkat kematangan dari daging tersebut. Dalam bukunya, yang berjudul On Food and Cooking, McGee (2004) membagi tingkat kematangan menjadi empat, yaitu bleu meat, rare meat, medium-done meat, dan well done meat.

Sabtu, 07 Mei 2022

Perbedaan Quaker Oats Merah dan Biru

Di pasaran, sering kita melihat terdapat dua warna quaker oats, quaker oats terdapat kemasan merah dan biru, yaitu Quaker instant oat meal yang berwarna merah dan Quaker cooking oat meal yang berwarna biru.  

Rabu, 04 Mei 2022

Terungkap! Misteri Jjangmyeon

Makanan instan yang berasal dari Korea atau disebut juga K-food, yaitu bulgogi.kimchi, Jjangmyeon makin berjamuran di pasaranSiapa nih yang tahu atau bahkan sudah pernah mencoba mie Jjangmyeon di pasaranYup benar sekali, Jjangmyeon terasa manis, asin, dan gurih, berwarna coklat kehitaman dan lezat. 

Senin, 02 Mei 2022

Begini Cara Mengatasi Panic Buying

Begini Cara Mengatasi Panic Buying

Ketika covid melanda pertama kali, sebagian besar masyarakat yang menjadi panik dalam membeli produk. Secara umum, masyarakat membeli produk-produk, termasuk produk pangan dalam jumlah yang sangat banyak untuk stok ataupun mengantisipasi wabah. 


Panic buying tersebut bisa saja menyebabkan krisis persedian pangan global (Thukral, 2020) dan memicu kenaikkan bahan pangan. Sebagai contoh dalam Kompas (2022) dibuktikan bahwa masker, handsanitizer, susu beruang, temulawak dan minyak goreng sempat mengalami kekosongan.Selain itu, dalam penelitian Fadila & Holik (2021) terbukti bahwa vitamin serta obat-obatan menjadi kosong.

 

Animasi Panic buying
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=cx6MD512x4s

Panic buying di masa Covid-19
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=TBxbqEwV29A

Pemerintah serta menteri juga menyarankan agar masyarakat tidak menjadi panik. Sesungguhnya panic buying disebabkan oleh rasa takut masyarakat akan kelangkaan dan kekurangan obat yang dibutuhkan (Fadila & Holik, 2021). Eva (2020) menambahkan bahwa masyarakat juga belum tahu sampai kapan pandemic berakhir. Bassett (2020) menambahkan bahwa ketika kita membeli banyak barang, misalnya tisu toilet. 


Kita merasa aman dengan pembelian sebanyak itu, namun perlu diingat bahwa kita hidup bukan sendirian. Masih banyak teman-teman kita yang membutuhkan barang tersebut. Sebagai masyarakat,  berdasarkan Arafat et al. (2021) langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengendalikan panic buying:

 

1.      Berbagi

Berbagi dapat meningkatkan rasa kekeluargaan antar sesama. Rasa kekeluargaan antara sesama dapat mengurangi panic buying yang diperoleh. Selain itu, membeli secara cukup dan mempertimbangkan bahwa sesama kita manusia yang masih membutuhkan barang tersebut.


 Rasa simpati dan kebaikan kita sangat dibutuhkan. Misalnya, ketika terdapat orang yang membutuhkan tisu toilet yang sedang langka dan orang tersebut meminta kepada Anda. Anda perlu memberikan tisu toilet tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Anda memiliki rasa simpati. melakukan kebaikan terhadap orang yang sedang benar-benar membutuhkan. 


Selain itu, Anda membuktikan bahwa memanusiakan manusia adalah prioritas utama.  (Bassett, 2020)

 

dreamstime.com

 

2.      Kurangi penggunaan sosial media.

Topik percakapan tentang kelangkaan barang dapat memicu panic buying. Media sosial merupakan salah satu faktor yang dapat membuat kepanikan masyarakat bertambah. Berdasarkan penelitian dari Arafat et al. (2021) telah  membuktikan di Negara Irak sebanyak 42,1% masyarakat yang panic buying dan sebesar 32,8% responden berpikir bahwa panic buying dipengaruhi oleh media sosial.


Kurangi penggunaan sosial media, misalnya mengikuti forum yang membahas tentang persediaan langka suatu barang atau melihat foto-foto rak supermarket kosong, laporan persediaan barang yang kosong (Frontiersin, 2020; Openlearn, 2021). 


Dalam menggunakan media sosial, kita dapat mengajak teman-teman kita untuk membeli barang secukupnya serta percaya kepada langkah yang diambil pemerintah , sehingga public awareness dapat terjaga. Mari dengan bijak menggunakan media sosial.

 

dreamstime.com



"Panic is a lot like alcohol. You can get drunk on it, and when you are drunk, you aren't making logical or intelligent decisions. You have to sober up before you can do that. It's the same with panic." – Dr. Wetter in COVID-19: How to Stop Panicking — and Panic-Buying article


Panic Buying
Mediaindonesia.com

Daftar Pustaka
Arafat, S. M., Kar, S. K., & Kabir, R. (2021). Possible controlling measures of panic buying during COVID-19. International Journal of Mental Health and Addiction, 19(6), 2289-2291.

Arafat, S. M., Ahmad, A. R., Murad, H. R., & Kakashekh, H. M. (2021). Perceived Impact of Social Media on Panic Buying: An Online Cross-Sectional Survey in Iraqi Kurdistan. Frontiers in Public Health, 9, 447.

Abigail Bassett. (2020). COVID-19: How to Stop Panicking — and Panic-Buying. https://www.shondaland.com/live/body/a31703187/covid-19-how-to-stop-panicking-and-panic-buying/

Eva, N., Saputra, D. R., Wulandari, D. A., Yahya, F. A., & Annisa, W. (2020). Panic-Buying Behaviour During the Covid-19 Outbreak: A Cross-Cultural Psychological Study. KnE Social Sciences, 80-87

FADILA, N. R., & Holik, H. A. (2021). REVIEW ARTIKEL: FENOMENA PANIC BUYING TERHADAP OBAT-OBATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19. Farmaka, 19(4).

Frontiersin. (2020). https://www.frontiersin.org/research-topics/24662/communication-and-its-role-in-contributing-to-and-preventing-panic-buying-during-disasters

Kompas (2022). https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/21/173000765/fenomena-panic-buying-di-indonesia-dari-susu-beruang-hingga-minyak-goreng?page=all

OpenLearn. (2021). https://www.open.edu/openlearn/health-sports-psychology/psychology/panic-buying-and-how-stop-it

Syarifudin. (2020). FAO Ingatkan Panic Buying dan Lockdown Dorong Harga Pangan Dunia Naik.

Thukral, N. (2020). https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-food-security-idUSKBN21808G

Kamis, 14 April 2022

Penyebab Pisang Mudah Rusak

Berdasarkan World Atlas (2020) yang dikutip dari liputan6.com, pisang merupakan buah terpopuler kedua setelah buah tomat. Pisang memiliki banyak kandungan kalium, yang berguna untuk mempertahankan imunitas dan kebugaran tubuh. Selain itu, berdasarkan penelitian Revelo-Cáceres (2020) telah dibuktikan bahwa pisang merupakan salah satu agen yang dapat membuat minuman  selada Romaine menajdi lebih disukai.  Pisang merupakan buah yang cepat rusak. Hustiany & Rahmi (2020) berpendapat bahwa pisang kepok memiliki umur simpan yang relatif pendek, sedangkan pisang cukup banyak diminati oleh masyarakat, serta memiliki produktivitas yang tinggi, yaitu 696,689-883,394 kuintal/tahun dari tahun 2012 hingga 2017. Beberapa penyebab pisang menjadi rusak, yaitu:


1. Kadar air yang tinggi

Tidak hanya semangka dan melon. Ternyata, pisang merupakan buah yang mudah rusak. Hal ini disebabkan oleh kadar air yang tinggi.  Hapsari & Lestari (2016) bahwa kadar air pada pisang Indonesia berkisar antara 62,01-80,94%.  Selain itu, pisang memiliki aktivitas air yang tinggi berkisar antara 0.987–0.964  (Schmidt & Fontana, 2020). Teori ini diperkuat oleh Sperber (1983) yang mengatakan bahwa pengurangan aktivitas air berdampak sangat drastis pada pertumbuhan bakteri. Semakin rendah aktivitas air, maka semakin tinggi bakteri tersebut menjadi inaktif atau mati. 


2. Termasuk buah klimaterik 

Buah klimaterik adalah buah yang masih bisa mengalami proses pematangan secara cepat setelah panen. Namun, sesungguhnya pisang dipetik ketika matang yang ditandai dengan kulit yang berwarna hijau agar mencapai proses masak di tangan konsumen. Selama proses pematangan berlangsung, terdapat gas etilen yang bersumber dari pisang itu sendiri yang dapat mempercepat kematangan pisang.  Apabila tidak dikendalikan, maka akan menyebabkan kebusukan. Teori ini didukung oleh Arti & Manurung (2020) mengemukakan bahwa buah klimaterik pada saat proses ripening lebih besar dibandingkan dengan buah non-klimaterik. Hal ini dikarenakan gas etilen dapat menyebabkan enzim-enzim, yaitu selulase dan klorofilase menjadi sangat aktif, sehingga berkontribusi terhadap pelunakan struktur dinding sel dan perubahan warna buah yang tidak diinginkan. 

Gambar 1. Buah klimaterik dan non klimaterik
Sumber: University of Maryland Extension

3. Adanya memar 

Pisang dapat menjadi memar, ketika terbentur ataupun jatuh selama pengiriman. Pengiriman di jalan yang berbatu / bergelombang, serta kapasitas penampungan truk yang overload dapat memicu memar pada buah (Kuyu & Tola, 2018). Selain itu, buah juga dapat memar ketika adanya vibrasi, dan kompresi.  Memar pada buah bisa saja dapat memicu fungal infection dan membuat buah tersebut menjadi berjamur. Umumnya, jamur yang dapat tumbuh pada pisang yaitu Collectotrichum musae dan Fusarium spp. Fernando & Stanley (2019)  juga mengemukakan bahwa memar dapat memicu reaksi pencoklatan pada pisang dan dapat meningkatkan aktivitas enzim yang dapat menurunkan kualitas warna serta melunakkan tekstur dinding sel. Tanda-tanda memar pada pisang ditandai dengan adanya warna kecokelatan di bagian pundak dan leher pisang. 

Gambar 2. Memar pada pisang
Sumber: Cookist

4. Tempat penyimpanan yang tidak sesuai

Tempat penyimpanan yang kotor, artinya penuh dengan serangga, tidak memiliki pengaturan humidity dan  suhu, serta tempat penyimpanan buah yang setengah busuk dan segar yang tidak dipisah. Adanya hal ini dapat menyebabkan cross contamination, yang dapat menurunkan kualitas pisang. Suhu gudang penyimpanan perlu dikendalikan. Menurut Mohapatra (2010) menyimpan pisang di suhu dingin adalah hal yang tidak disarankan, karena menurutnya pisang sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Misalnya, pada saat suhu dibawah 10 derajat celcius, pisang mengalami chilling injury, yang ditandai dengan munculnya bintik cokelat di bagian kulit pisang


Gambar 3. Chilling injury pada pisang
Sumber: student-activity.binus.ac.id

Apabila disimpan di suhu di atas 30 derajat celsius,  maka akan menurunkan produksi etilen dan membuat warna pisang menjadi tidak merata. Oleh karena itu, tempat penyimpanan pisang yang ideal adalah 13 hingga 14 derajat celsius saat transportasi. Tempat penyimpanan yang terlalu lembab (diatas 95%)  akan menyebabkan pektin menjadi rusak sehingga kulit pisang menjadi rusak. Oleh karena itu, akan lebih baik dalam menyimpan pisang dalam tingkat kelembapan yang lebih rendah. Tingkat kelembapan yang lebih rendah akan membuat produksi etilen dan respirasi buah lebih terkendali. 


DAFTAR PUSTAKA


Arti, I. M., & Manurung, A. N. H. (2020). Pengaruh Etilen Apel dan Daun Mangga Pada Pematangan Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica). Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture), 2(2), 77-88.


Barth, M., Hankinson, T. R., Zhuang, H., & Breidt, F. (2009). Microbiological spoilage of fruits and vegetables. In Compendium of the microbiological spoilage of foods and beverages (pp. 135-183). Springer, New York, NY.


Dahlia, A., Haryanto, A., & Suhandy, D. (2016). Studi Penggunaan KMno4 untuk Memperpanjang Umur Simpan Pisang Muli. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 5(2), 67-72.


Fernando, I., Fei, J., Stanley, R., & Enshaei, H. (2019). Assessment and characterizing mechanical damage in packaged bananas in the post-harvest supply chain. In MATEC Web of Conferences (Vol. 296, pp. 1-10). EDP Sciences.


Hapsari, L., & Lestari, D. A. (2016). Fruit characteristic and nutrient values of four Indonesian banana cultivars (Musa spp.) at different genomic groups. AGRIVITA, Journal of Agricultural Science, 38(3), 303-311.


Hustiany, R., & Rahmi, A. (2020). UPAYA MEMPERTAHANKAN UMUR SIMPAN PISANG KEPOK DENGAN KEMASAN AKTIF BERBAHAN ARANG AKTIF CANGKANG KELAPA SAWIT. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 30(2).


Kuyu, C. G., & Tola, Y. B. (2018). Assessment of banana fruit handling practices and associated fungal pathogens in Jimma town market, southwest Ethiopia. Food science & nutrition, 6(3), 609–616. https://doi.org/10.1002/fsn3.591


Mohapatra, D., Mishra, S., & Sutar, N. (2010). Banana post harvest practices: Current status and future prospects-A review. Agricultural Reviews, 31(1).


Revelo-Cáceres, D., Oliveras-López, M. J., Villalón-Mir, M., Navarro-Alarcón, M., & de la Serrana, H. L. G. (2020). Development of an Infusion Based on Romaine Lettuce and Banana for Treating Insomnia. Agricultural Sciences, 11(06), 529.


Sperber, W. H. (1983). Influence of water activity on foodborne bacteria—a review. Journal of Food Protection, 46(2), 142-150.


Schmidt, S. J., & Fontana Jr, A. J. (2020). E: Water Activity Values of Select Food Ingredients and Products. Water activity in foods: Fundamentals and applications, 573-591.


https://www.liputan6.com/global/read/4369156/ini-8-buah-terpopuler-di-dunia-mana-favoritmu. Diakses tanggal 14 April 2022. Pukul 22:05. 


http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/khasiat-dan-manfaat-pisang#:~:text=Buah%20pisang%20kaya%20akan%20vitamin,bagi%20tubuh%20untuk%20tetap%20bugar. Diakses tanggal 14 April 2022. Pukul 22:05. 


Minggu, 20 Desember 2020

Star Anise Application in Culinary Field 🍛


Star Anise
http://theepicentre.com/spice/star-anise/


Star anise (Illicium verum) or also known as pekak in Indonesia, is a star-shaped spice often applied in cooking in Indonesia and abroad. Star anise has six until eight petals and in each petal there is an oval and brown seed inside. The popularity of the anise flower has spread to Europe and Asia, i.e. China, Thailand and Vietnam. Star anise has a distinctive aroma and strong taste, hence it can contribute to culinary flavor, taste and aroma. In Indonesia,it can be incorporated into Aceh curry, Minang rendang, and various other Javanese and Balinese dishes and it is part of the spices of the five spice powder mix.

Chinese utilizes star anise as a spice in Chinese Tea Eggs culinary or in Indonesia, known as pindang eggs. Cooked curries🍛, broths, meats and soups can be incorporated with star anise in Vietnam and India. Besides being able to be applied in culinary, star anise has various benefits in the food sector. Star anise is useful in the confectionary field, i.e. pastilles and medicinal tea. Europe uses star annise as a flavoring agent in jams, breads 🍞, various desserts and liquers, i.e. anisette and pernod. The distinctive aroma of star annise is mainly caused by the two components, i.e. trans anethol and shikimic acid (Boota et al., 2018).

Based on Patra et al. (2020), apart from making the dishes more flavorful, star anise has a functional component, i.e. shikimic acid, which contributes in relieving respiratory-related diseases, i.e. influenza, tuberculosis, flu, irritation in the lungs, bronchitis and coughs. Patra et al. (2020) added that there are more than 10 other bioactive components with various ingredients that are beneficial to the body, including 3-hydroxybenzoic acid which functions as an anti-depressant. Other bioactive components have various benefits, i.e. antibacterial, antioxidant, anti-inflammatory, anticoagulant, antifungal, anticancer, analgesic. The seeds contained in the flower petals of star anise has proven to be useful for increasing food digestibility (Boota et al., 2018).

~😀


References

Anonim. (2020). BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI REMPAH BUNGA LAWANG DALAM RESEP BUMBU MASAKAN ACEH. https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/701/jbptunikompp-gdl-ichsannim5-35034-9-unikom_i-i.pdf. Diakses pada tanggal 20 Desember 2020. Pukul 15:35. 

Boota, T., Rehman, R., Musthaq, A., Kazerooni, E.G. (2018). Star Anise: A Review on Benefits, Biological Activities and Potential Uses. International Journal of Chemical and Biochemical Sciences. Hal 110-114. Diakses tanggal 20 Desember 2020. Pukul 15:56.

LPPM. (2011). Manfaat Si Cantik Pekak / Bunga Lawang. https://lppm.ipb.ac.id/manfaat-si-cantik-pekak-atau-bunga-lawang/. Diakses 20 Desember 2012. Pukul 15:52

Patra, J. K., Das, G., Bose, S., Banerjee, S., Vishnuprasad, C. N., del Pilar Rodriguez‐Torres, M., & Shin, H. S. (2020). Star anise (Illicium verum): Chemical compounds, antiviral properties, and clinical relevance. Phytotherapy Research, 34(6), 1248-1267.

Rosari, A. R., Duniaji, A. S., & Nocianitri, K. A. (2018). UJI FITOKIMIA EKSTRAK BUNGA LAWANG (Illicium verum Hook. f) DAN DAYA HAMBATNYA TERHADAP Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA), 7(4), 148-155.

Shahrajabian, M. H., Sun, W., & Cheng, Q. (2019). Chinese star anise and anise, magic herbs in traditional Chinese medicine and modern pharmaceutical science. Asian Journal of Medical and Biological Research, 5(3), 162-179.

Winarsih, S., Vamelia, R. E., Nurlaily, N., & Tanzila, M. G. (2018). Identifikasi Senyawa Aktif Crude Ekstrak Bunga Lawang (Illicium verum) dan Uji Antimikrobia Pembusuk Dari Daging Ayam Broiler. Jurnal Agroteknologi, 12(02), 196-202.